Saturday, March 2, 2013

Hadirkan CINTA Dalam Dzikirmu


Artikel ini untuk semua pembaca blog dan teristimewa 
untuk Cik/Pn Rozylawati A Rahman -( dengan persoalan - 
Blhkh terangkan pd sy secara terperinci apakah mksudny 
tnpa kehadiran hati...)semoga persoalan sdri terjawab.....


Dzikir merupakan salah satu ibadah yang memiliki
banyak keistimewaan, di antaranya: akan mendatangkan
ketenangan bagi para pelakunya. Sebagaimana ditegaskan
Allah ta’ala dalam firman-Nya,

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ”.
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram”. QS. Ar-Ra’du: 28.

Namun, yang kerap menjadi pertanyaan, sudahkah dzikir
yang kita lantunkan mendatangkan ketenangan batin?
Jika belum, barangkali dikarenakan kita baru asal berdzikir.
Berikut beberapa kriteria dzikir sempurna yang diharapkan
akan membuahkan ketentraman hati:1
1. Dzikir yang banyak.
Dalil kriteria ini, antara lain: QS. Al-Ahzab: 41.
Batas minimal seorang bisa dikatakan telah banyak berdzikir
adalah: manakala dia rajin mengamalkan dzikir dan wirid
yang telah ditentukan momen-momennya dalam al-Qur’an
dan Sunnah2.
Adapun batas maksimalnya: lisan seseorang senantiasa basah
dengan dzikrullah dalam setiap kesempatan, sebagaimana
dijelaskan Allah ta’ala dalam QS. Ali Imran: 191.3
2. Dzikir yang memadukan antara amalan lisan dan
peresapan hati.
Maksudnya, dzikir yang dilantunkan dengan lisan, berupa
tasbîh, tahmîd, tahlîl, takbîr, istighfâr dan yang lainnya, diiringi
dengan peresapan makna yang dikandung dalam berbagai
kalimat mulia tersebut. Sehingga membuahkan perubahan
perilaku seorang hamba menuju kepada kebaikan. Dan inilah
tingkatan dzikir yang paling tinggi.4
3. Dzikir yang mengiringi seluruh amalan hamba.
Dzikir bukanlah suatu amalan tidak mungkin digabungkan
dengan amalan lainnya5. Bahkan dzikir bisa memasuki ranah
seluruh amalan; shalat, puasa, zakat, haji, amar ma’ruf nahi
mungkar dan ibadah lainnya. Justru manakala amalan tersebut
dipadukan dengan dzikir, maka amalan tersebut akan melesat
menuju puncak kualitasnya yang tertinggi6.
Maksud kriteria ketiga ini: manakala seorang hamba melakukan
amal ibadah apapun ia tidak lupa untuk berdzikir alias
mengingat Allah, dan menghadirkan keikhlasan niat di dalamnya.
4. Dzikir yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Alangkah mengherankan praktek sebagian kalangan yang
dengan rutin membaca wirid dan hizib yang sama sekali tidak
ada dalilnya dari al-Qur’an dan Sunnah, padahal masih banyak
dzikir yang jelas-jelas ada tuntunannya belum mereka amalkan.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan,
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ”.
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai
dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak”.
HR. Muslim (III/1344 no 1718).


No comments:

Post a Comment

Entry lain yang anda mungkin suka...

Related Posts with Thumbnails